Jilbabnya Diulur Ya, Jangan Dililit…

Akhir-akhir ini kita pasti sering mendengar kata ‘jilboobs’. Dimedia sosial bertebaran dimana-mana tentang jilboobs, lengkap dengan foto-fotonya. Disengaja atau tidak, foto-foto yang diunggah memang foto-foto yang WOW. Yang memang benar-benar fokus pada bagian (maaf) dada wanita. Tidak hanya itu, kemudian situs-situs berita ramai-ramai menulis soal artis yang pernah mengenakan jilbab model jilboobs. JilBoobs adalah singkatan dari Jilbab = Hijab, Boobs = (maaf) dada wanita.

Padahal, jika mau menengok kebelakang, jilboobs itu sudah ada sejak saya SMA, mungkin sebelum saya SMA. Wanita yang (katanya) berjilbab tapi lebih seperti telanjang sudah ada. Dan tidak ada yang mengekspos.

Dalam posting ini saya tidak berniat menghujat embak-embak yang (mungkin) tanpa sadar mengenakan pakaian dan hijab dengan model dada nyaplak begitu. Mungkin mereka sedang khilaf, dan semoga Allah membukakan hati mereka agar segera berbenah.

Jujur saya senang dengan adanya peng-eksposan Jilboobs yang kemudian (baru) keluar fatwa MUI tentang jilboobs yang diharamkan. (baca ini dan ini). Setidaknya dengan begitu, mungkin akan banyak wanita berhijab yang tadinya suka dengan model jilboobs, lalu rela mengulurkan hijabnya sedikit untuk menutup dada. Meskipun sedikit, at least tidak menonjolkan sesuatu yang menarik mata lelaki, sekaligus melonggarkan pakaiannya.

Sudah dikatakan dalam Al-Qur’an, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).

Dan

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu,anak-anak perempuanmu & isteri-isteri orang mu’min:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yg demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS 33:AL AHZAB:59)

Intinya adalah betapa perempuan itu mulia, berharga, indah, dan Allah hanya ingin melindungi muslimah dari mata-mata yang liar.

Tentang jilboobs, mau haram atau tidak. Yang penting adalah perintah Allah untuk mengulur jilbab, bukan melilit. Melonggarkan pakaian, menyederhanakannya agar tidak menarik perhatian. Wanita itu pada dasarnya sudah menarik, maka dari itu harus dilindungi. Wong ditutupi saja masih banyak yang iseng sekali menggoda, apalagi tidak.

Jadi bagi yang tidak setuju dengan jilboobs tidak perlu buru-buru membully embak-embak berjilboobs. Kalau memiliki teman seperti itu diingatkan dengan cara yang baik dan santun. Karena islam itu lembut, santun, dan baik. Atau Coba ditengok dulu, ibunya, istrinya, saudara perempuannya, apakah sudah tidak berjilboobs? Semoga tidak ya…

Nah, ini ada sedikit pengetahuan tentang bagaimana sebaiknya ber-hijab.

MemakaiJilbabdanHijabyangBenardanSyari

Tulisan ini sekalian mengingat kepada diri saya sendiri untuk selalu memperbaiki diri. Semoga bermanfaat.

“Ingat, jilbabnya diulur ya, ukhti, sista, embak, adek, ibu, tante, nenek, bukan dililit sampe melilit”

13 thoughts on “Jilbabnya Diulur Ya, Jangan Dililit…

  1. penamaan ‘jilboob’ itu sbg sinidiran y.. ya moga yg merasa tersindir bs lebih menyempurnakan jilbabnya. dan memang, sindiran tdk lah cukup, perlu disampaikan cara berjilbab yg syar’i itu bagaimana. nice share! 🙂

    Like

Silahkan Berkomentar