Alkisah Sang Ratu Penguasa Yang Jahat


ratu jahat

Alkisah ada seorang wanita Sang Ratu Penguasa yang bukan main kejamnya. Ini bukan kisah tentang wanita jahat Ibu Tiri Cinderella atau Ibu Penyihir Rapunzel. Ini bahkan lebih kejam dari mereka berdua, lebih dramatis, bahkan Sang Ratu Penguasa ini bisa berpura-pura baik di depan orang lain agar belangnya tidak diketahui.

Sang Ratu Penguasa ini merasa dirinya-lah yang patut untuk dihormati, dipatuhi, disanjung, diagung-agungkan. Padahal rakyatnya sudah tahu sekali bagaimana sifat sebenarnya Sang Ratu Penguasa ini. Wanita bermuka dua dengan segala tega, tanpa belas kasih. Sang Ratu akan berbuat apa saja demi memuaskan keinginannya, termasuk menyakiti para rakyatnya. Meskipun rakyatnya sudah melakukan yang terbaik, tapi bagi Sang Ratu Penguasa yang kejam dan arogan ini semuanya tetap tidak ada benar. Keinginannya masih saja tidak terpuaskan. Kalau sudah begitu, akhirnya Sang Ratu Penguasa yang kejam itu akan marah besar. Murka nya sudah seperti murka neraka yang membakar panas. Kata-kata tak pantas sumpah serapah keluar dari mulut seorang yang katanya adalah Ratu. Kata-kata kasar untuk semua rakyatnya dari seorang wanita yang mengaku-ngaku lembut dihadapan koleganya. Sungguh pencintraan yang terlalu. Sungguh tipu daya yang menakutkan.

Sementara, Sang Raja hanya duduk terdiam melihat tingkah istrinya yang semakin hari semakin keterlaluan. Sang Raja hanya menurut apa saja kata Sang Ratu. Baginya, sendiko Sang Ratu adalah hal terbenar yang harus dituruti. Padahal, Raja sebenarnya adalah orang yang bijaksana lagi pintar. Dia lembut tanpa kepura-puraan. Namun sayangnya, dia berada di bawah ketiak istrinya. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menuruti kata-kata Sang Istri, bahkan seringnya dia membela apa yang dikatakan istrinya jika ada yang menentang. Sungguh Raja yang bodoh.

Pada suatu hari Sang Ratu sungguh keterlaluan. Dia meminta dibuatkan makanan ringan dari kebun pisang miliknya. Ya, tentu rakyatnya menuruti. Sendiko, Ratu. Semua yang dia mau akan berusaha dituruti. Salah seorang rakyatnya dengan suka cita membuat banyak sekali keripik pisang manis. Dengan harapan Sang Ratu akan suka dengan camilan keripik buatannya. Namun malang nian nasib rakyat yang membuatkan camilan pisang untuk Sang Ratu. Ternyata bagi Sang Ratu, keripik pisang buatan rakyatnya itu sama sekali tidak enak.

Maka dengan penuh angkara murka, Sang Ratu membanting keripik pisang ke wajah rakyatnya. Meneriakkan sumpah serapah, dan memakinya. Si Rakyat yang tadi dengan suka cita mempersembahkan keripik pisang buatannya. Kini malah berbalik marah. Dan tidak terima  dengan perlakuan Sang Ratu. Oh, Dear.. tentu Si Rakyat ini marah. Bagaimana tidak? Apa yang dia berikan dengan suka cita malah dibalas dengan makian dan sumpah serapah. Sungguh keterlaluan. Kesabaran Si Rakyat sudah habis. Dia tidak bisa lagi menerima makian Sang Ratu yang selama ini dicobanya untuk dipendam diam dalam hati.

Akhirnya, dengan penuh amarah. Si Rakyat membawa masuk minyak gorengan panas bekas menggoreng keripik pisang tadi. Lalu menyiramkan minyak panas tersebut tepat ke wajah Sang Ratu. Sang Ratu yang tadinya marah, kini kebingungan karena wajahnya yang melepuh akibat panasnya minyak. Sang Ratu berteriak sekeras-kerasnya. Memanggil-manggil Sang Raja yang berada di dalam.

Sementara para rakyatnya satu per satu datang menyaksikan kejadian hebat itu. Sang Ratu berteriak meminta tolong pada semua rakyatnya, sementara Sang Raja juga bingung bagaimana harus menolong istrinya. Namun sayangnya, tidak ada satu pun rakyatnya yang beranjak membantu Sang Ratu. Semua hanya bisu menyaksikan Sang Ratu berteriak-teriak kepanasan.

Kemudian, satu per satu mereka pergi meninggalkan Sang Ratu dan Raja dalam kebingungan. Mereka sama sekali tidak peduli, dan enggan menolong orang yang selama ini sudah sangat semena-mena pada mereka. Bagi semua rakyat, minyak panas itu ada hukuman yang pantas untuk Sang Ratu. Bahkan masih belum cukup jika dibandingkan dengan apa yang dia perbuat selama ini.

Entah bagaimana lagi nasib Sang Ratu. Beberapa bulan kemudian, tersiar kabar bahwa Sang Ratu mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena wajahnya yang tak kunjung sembuh. Dia dijauhi keluarga dan koleganya. Hanya suami penurutnya yang setia berada disampingnya. Sang Ratu merasa tidak lagi dianggap karena buruk wajahnya. Maka bunuh diri, baginya adalah jalan terbaik.

NOTE:
Sungguh, tidak ada yang lebih baik selain berucap hal yang baik-baik. Karena sakitnya badan bisa dilupakan, tapi sakitnya hati karena lidah yang tajam akan membekas dalam tak terlupakan.

Ummi Bahagia


Mas Rey & Adek Syam

Nyenengin ibuk-ibuk itu gampang kok. Cukup anak-anaknya anteng,  gak rewel, duhhhh ibuk udah bahagianya dunia akhirat.

Seperti kemarin, Mas Rey dan Adek Syam pinter banget jadi anak sholeh. Mereka nggak seribet biasanya. Mas Rey sarapan dengan lahap, mulutnya dibuka lebar, nggak pake mingkem-mingkem ala GTM seperti biasanya. Yaaa.. meskipun nggak habis bersih, tapi sisanya cuma dikit.

Selain itu, habis sarapan mainan sebentar, terus Mas Rey sendiri yang ngajakin bobok. Jam 8.30 dia jalan sendiri ke kamar (eh iya, Mas Rey sekarang sudah bisa jalan, lhooo…), naik ke tempat tidur sendiri, terus dibikinin susu ehhh nggak sampe 5 menit, Mas Rey sudah bobok ganteng.

Terus kalo Adek Syam gimana? Adek Syam juga pinter bingo. Bangun tidur pagi, setelah dimandiin, dinenenin sebentar dia terus bubuk. Agak lama bangun minta nenen, dineneni sebentar udah bobok lagi sampe siang. Padahall ya Narablog, biasanya Adek Syam ini kalo nenen lamaaaaa banget. Bisa berjam-jam. Nenennya dilepas nangis, minta nenen lagi, ditaruh nangis. Kannn Ummi nya jadi capekkkkk, Dekk.

Nahhh, karena kemarin Mas Rey dan Adek Syam nya pinter nggak rewel, jadi Ummi nya a.k.a saya bahagia tiada taraaaa. Yesss, ummi jadi bisa cuci-cuci tanpa terkendala apapun, bisa lempit-lempit baju yaaa meski belum disetrika, at least bajunya agak rapian kan di bak cucian. Jadi nggak bikin mata sumpek. Karena sesungguhnya ibu rumah tangga nggak boleh jadi sumpek. Sekali dia sumpek, sumpek pula seisi rumah.

Pinter terus yaaa para gantengnya Ummi. Ummi love you both.. Mmmuuuacchhh.

Langgeng Terus, Ya… Abi-nya Mas Rey


​​Setahun yang lalu, kami berdua adalah manten anyar yang kinyis-kinyis, bahagia tiada tara, dan merasa dunia milik berdua, yang lain ngemper.

Tidak terasa setahun berlalu, apakah kami masih kinyis-kinyis, masih bahagia? Saya nggak bisa njawab kalo pertanyaan apakah kami masih kinyis-kinyis, yang jelas kami masih bahagia tiada tara, bahkan bahagianya kini naik level jadi tiada tara tak terhingga sentosa jaya, karena pernikahan kami sudah lengkap dengan kehadiran Mas Rey 11 Agustus 2016 lalu, jagoan kecil yang gantengnya melebihi Brad Pit, manisnya melebihi Tom Cruise, dan aktifnya melebihi Jet Li.

Kalo inget masa setahun lalu, ya. 27 September jam 3 dini hari, saya sudah dibangunkan, disuruh mandi dan gosok gigi. Trus cusss ke gedung buat dirias jadi pengantin. (*Cieee pengantinn), sambil harap-harap cemas, habis ini saya akan jadi Nyonya, bukan Nona lagi. Hari-hari sebelumnya apa saya santai? lhoo, nggak kalah cemasnya menantikan 27 September.

Dan sekarang sudah setahun kemudian sejak saya saya dipersunting jadi Nyonya, sudah setahun saya berbahagia sentosa jaya.

Jadi Abi-nya Mas Rey, I love you to the moon & back. Terima kasih ya untuk setahun yang indahnya tiada tak terhingga sentosa jaya ini. Terima kasih sudah sabar pada saya yang ngambekan, ayu, nangisan, tur angel dikandani ini. Terima kasih sudah mengisi hari-hari saya dengan isi-isian yang manis. Terima kasih sudah menjadi abi-nya Mas Rey yang ganteng dan pengertian. Terima kasih untuk setiap detik, tenaga, keringat, peluh yang terlewati. Pokoknya terima kasih, terima kasih, terima kasih untuk semuanya, Nda nda cuuuu, Abi cuuuu, cinca cuuu, sayang cuuuu, hewek-hewek…

Semoga pernikahan ini sakinah, mawadah, warahmah…

Langgeng terus yaaa…

Bahagia terus yaaaa….

Jatuh cinta terus ya…..

I love you notok jedok, Abi-nya Mas Rey 😘😘😘😘