Bahagia itu bukan hanya soal harta yang kita punya. Bukan tentang seberapa gemuk rekening kita. Bukan mengenai seberapa besar dan mewah rumah yang kita tinggali.
Tapi bahagia itu menyoal rasa. Bukan rasa yang dulu pernah ada lho ya… Bahagia itu soal rasa dalam hati yang senantiasa bersyukur dengan apa yang dimiliki dan menerima segala sesuatunya dengan lapang hati. Tentang pikiran yang dipenuhi dengan hal-hal positif.
Capek lho brooo…sisss.. ketika hidup anda dipenuhi dengan urusan menyalahkan orang lain dan merasa benar sendiri. Lelah lhooo budhe pakde kalau hidup anda selalu dalam lingkaran kebencian dan pikiran negatif. Apa ndak capek? Apa ndak lelah? Saya bayangin aja ruwet, apalagi njalani nya?
Nggak peduli rumah kamu besar atau kecil, nggak peduli uang harta kekayaanmu melimpah (yaaa tapi banyak duit lebih okey sih…hahaha), yang harus kita pedulikan adalah selalu bersyukur untuk merasa bahagia. Hidup dalam rumah sederhana pun kita bisa merasakan kebahagian yang aduhai. Pandailah menempatkan diri, hmmm.. kira-kira gimana ya kalo jadi dia? Mengapa demikian? Ya agar kita bisa selalu bisa menjaga hati siapa saja, agar kita tidak selalu asal bicara, agar kita tidak selalu menyalahkan orang atau keadaan. Bersyukur, berpikir positif dan siap-siap bahagia.
Jadiii, jangan lupa bahagia ya… Menangis tak apa. Menangis bukan tanda tidak bahagia. Menangislah untuk menjadi bahagia. Karena kadang menangis hanya jembatan untuk membuat hati lega dan menang karena berhasil menahan amarah dan tutur kata kasar yang menyakitkan.
Selamat berbahagia… Kalo perlu pake shampo baby yang ada no more tears formulanya, biar bahagia… hahaha
Siang ini tiba-tiba saya ingat kata-kata Tere Liye, bahwa didunia ini ada dua hal yang membuatmu merasa kenyang, selain makan. Pertama adalah karena kamu terlalu senang, dan yang kedua karena kamu terlalu sedih.
Dan tadi malam saya tiba-tiba merasa amat kenyang. Padahal kemarin saya puasa.
Film ini menguras air mata. Tentu tetap tentang cinta, namun bukan cinta antara dua hati manusia, tapi tentang cinta yang seluas-luasnya. Cinta Tuhan kepada manusia, cinta manusia terhadap sesamanya, cinta orangtua pada anaknya, pokoknya film ini penuh dengan cinta.
Sebuah cerita yang diangkat dari sebuah novel yang diambil dari kisah nyata seorang penguasa media di Jawa Timur. Dari kisah nyata sepasang sepatu pertama milik seorang Menteri BUMN 2009 – 2014, yeps narablog benar, ini kisah tentang sepatu pertama Dahlan Iskan yang dirangkum apik, menarik, cantik, dan eksotik
Ini film yang berjudul  ‘Sepatu Dahlan’
Film ini mengisahkan tentang betapa sangat sederhananya kehidupan Dahlan Iskan dulu. Tidak perlu muluk-muluk punya mobil, untuk membeli sepasang sepatu baru pun dia tidak sanggup. Ahh, untuk makan nasi saja, keluarga Pak Iskan ini tidak sering, jarang sekali.
Diceritakan Dahlan Iskan yang hidup bersama kedua orangtuanya dan dengan adiknya yang biasa dipanggil Din tinggal disebuah rumah kecil beralaskan tanah dengan dua kamar tidur. Keluarga ini memelihara kambing milik tetangga untuk menyambung hidup mereka. Tidak hanya itu, Pak Iskan, ayah Dahlan menjual apa saja di pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Jika beruntung, hari itu mereka bisa makan nasi dan lauk ikan asin, jika tidak, ubi adalah makanan terlezat hari itu.
Kedua orangtua Dahlan menjanjikan sepasang sepatu jika Dahlan lulus SD. Namun sayangnya, uang yang dimiliki keluarga itu belum cukup untuk membeli sepasang sepatu untuk Dahlan.
Beruntung Dahlan adalah anak lelaki yang baik dan pengertian. Dahlan pun dengan sangat dewasa menerima nasib bahwa dia belum bisa memiliki sepasang sepatu baru. Pergi ke sekolah pun tetap dia lakukan dengan tulus, meski harus dengan telanjang kaki. Jarak sekolah Dahlan saat itu tidak hanya sepelemparan batu, tapi jauh. Bayangkan ya, dengan kondisi yang panas menyengat, kaki telanjang, dan jalanan terjal, seorang Dahlan Iskan harus berjalan jauh untuk menuntut ilmu. Dan semua itu dia lakukan tanpa mengeluh.
Dalam film tersebut diceritakan ibu Dahlan meninggal ketika dia baru saja duduk di bangku SMP. Ah, lengkap sudah penderitaannya. Ingin sepatu tapi belum keturutan, keadaan miskin tidak karuan, ibu nya pun harus meninggal. Apalah ya? Bahkan saya membayangkannya saja tidak berani, jika itu terjadi pada diri saya.
Tapi sekali lagi, disitulah, Allah memperlihatkan betapa adilnya Dia.
Dahlan Iskan yang dulu semiskin itu, untuk membeli sepatu, bahkan untuk makan nasi tiap hari saja seperti mimpi, dan sekarang, siapa yang tidak mengenal Dahlan Iskan, seorang yang jujur, kaya, sederhana, baik, pokoknya orang paling amazing, bahkan salah seorang teman saya mengatakan Dahlan Iskan adalah orang paling waras di Indonesia.
Hehe, iya itulah rahasia Allah. Kejutan yang diberikan Allah jika seseorang itu mau bersabar. Jadi, sekarang untuk narablog sekalian yang sedang dalam kesusahan, tenang, bersabar, berusaha, dan terus meminta pada Allah. Percaya deh Allah itu adil, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Seperti kata Dahlan dalam filmnya, Sugih Ana Ning Iman [Red. Kaya dan beriman]. Percaya sama Allah dalam setiap keadaan ya, Narablog…
Nahhh… itu sedikit dari saya.
Film ini, tentu sangat recomended untuk para penyuka film. Bagi ayah dan bunda, saya berani jamin, film ini akan memiliki arti sendiri jika anda berdua nonton bareng dengan anak. Setelah nonton film ini, pasti akan ada chemistri berbeda yang keluar dan mengikat dengan rasa sayang satu sama lain. Buat yang belum menikah, wajib tonton film ini juga. Dan resapi arti keluarga buat kalian. Bagaimana ayah dan ibu kita itu selalu berusaha melalukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tidak peduli seberapa lelah mereka, yang penting anak.
Penasaran bagaimana filmya? Silahkan nonton di bioskop-bisokop kesayangan anda. Ini saya kasih trealer film ‘Sepatu Dahlan’.