Mungkin ini berlebihan atau keterlaluan, tapi memiliki sebuah keinginan, tentu boleh kan?
Sejak awal lulus kuliah, itu artinya saya terhitung 4 tahun bekerja. Kemudian apa saya sudah menemukan tempat bekerja yang sesuai dengan impian saya?
Kalau bicara soal tempat kerja terbaik, tentu tidak ada yang terbaik. Setiap tempat bekerja pasti memiliki plus minusnya sendiri-sendiri, tapi memiliki impian tersendiri soal tempat kerja, boleh kan? 🙂
Well, jadi sebenarnya seperti apa tempat bekerja yang saya harapkan? Jadi tempat kerja yang saya harapkan adalah…
- Semua karyawannya shalat dengan taat (yang muslim). Bukan sok alim, tapi saya pingin aja punya lingkungan kerja yang semua orang didalamnya masih ingat Tuhannya. Bukan inget kerjaan aja.
-
Luas, bersih, dan rapi. Ber-AC? Boleh, tapi meski tempat ber-ac kalau tidak rapi, tidak enak sepertinya dilihat.
-
Jam kerjanya baik dan benar. Bukan jam kerja semaunya yang kapan libur pun kita ndak tau.
-
Memiliki cuti tahunan, tanggal merah, dan hari minggu yang pasti. Bukan saya mikirin liburan melulu. Setiap orang tentu butuh bekerja, tapi jangan lupakan soal kebutuhan berlibur, berkumpul bersama keluarga. Lebih-lebih mereka yang tinggal bersama keluarga, quality time bersama keluarga itu penting. Karena mereka punya keluarga, bukan orang kesepian yang nggak punya orangtua, istri, suami, atau anak.
-
Gajinya minimal sesuai aturan pemerintah, kalo bisa lebih. Dan hitungan lembur yang baik dan benar. Karena setiap orang itu bekerja, bukan kerja bakti.
-
Bisa menghargai sebuah hasil kerjaan. Bukan hanya memandang sebelah mata, kemudian nggak dianggap. Meski kecil, reward itu penting. Nggak perlu hadiah besar, cukup ungkapan terimakasih, pujian, jempol, itu saja. Sederhana. Keliatannya sederhana, tapi itu susah dilakukan. Saya jadi ingat, ketika awal saya bekerja di majalah online, saya mendapatkan kalimat “Good job, Annisa!” dari atasan saya. Wow, tentu saya senang sekali, bangga kerjaan saya dihargai. Tapi sayangnya, tidak banyak atasan menyadari hal itu.
-
Bisa menghargai hari libur.
-
Punya atasan yang tadi saya sebutin bisa menghargai hasil kerja orang lain.
-
Punya atasan yang ketika di Cc email, tapi ternyata dia nggak tau, dia akan berkata “Oh iya, nanti coba saya baca dulu, Terimakasih” saat diberitau. Bukan malah ngomong, “Gak sempat ngeceki aku!!” Terusss napa ente minta di Cc?? Ya kalii karena kerjaannya banyak banget. Okeh, fine.
-
Punya atasan yang nggak cuma ngomong ini dan itu, tapi ada prakteknya. Saya masih bawahan, butuh diajari, butuh dicontohi.
-
Punya jobdesc yang jelas. Bukan campur aduk nggak karuan.
-
Atasannya masih memanusiakan manusia. Kalo nyuruh nggak pake bentak-bentak. Bicara lembut lebih baik kok…
Mungkin itu tempat kerja yang saya harapkan. Berlebihan kah? Mungkin, tapi ya orang berharap, boleh kan? Tapi ya tentu tidak ada tempat kerja yang sempurna. Satu hal yang perlu disyukuri adalah saya memiliki pekerjaan, dan jangan-jangan banyak diluar sana orang yang sedang cari kerjaan tapi nggak dapet-dapet.
Semoga suatu saat nanti, ketika saya punya kantor sendiri, saya bisa menciptakan tempat kerja yang saya impikan. Aamiin.
Demikian. Terimakasih.
Posted from WordPress for Android
Like this:
Like Loading...