Cinta Pertama Itu…


Cinta pertama itu ibu..
Setiap kita sakit, ibu orang pertama yang pasti ada disamping kita, mengusap lembut punggung kita, mengatakan, “Ibu ada di sini, Sayang”

Cinta pertama itu ibu…
Setiap kita ketakutan, ibu adalah orang pertama yang mengusap lembut kepala kita, mengatakan, “Semua akan baik-baik saja, Sayang”

Cinta pertama itu ibu…
Setiap kita sulit sekali makan, ogah-ogahan, ibu adalah orang pertama yang akan cemas tentang kesehatan kita.

Cinta pertama itu ibu…
Setiap kita mimpi buruk. Ibu orang pertama yang berucap lembut, mengatakan, “Nggak pa-pa, Sayang”

Cinta pertama itu ibu…
Silahkan teruskan puisi ini, pikirkan apa yang ibu sudah lakukan untuk kita. Sudah kita membalas semua?

Ibu.. Ibu.. Ibu..
Muliakan ibumu 🙂

Posted from WordPress for Android

Pernahkah Kita Ingat?


Pernahkah kita ingat?
Ketika kita kecil, selalu ditimang ibu..
Ketika menangis, ibu selalu sabar menenangkan kita
membuat kita merasa nyaman didekatnya..
Ketika kita sakit, ibu selalu menjadi orang paling lama didekat kita
orang paling khawatir, dan orang paling bisa membuat kita aman..
Ketika kita pulang sekolah, selalu ada ibu dengan segala kehangatannya dan senyum termanis menyambut kita, mengelus kepala..

Pernahkah kita ingat?
Ketika kita kecil, selalu diantar kemanapun oleh ayah..
Ketika kita berangkat sekolah, dengan wajah riang ayah bersedia mengantar sepagi apapun kita berangkat…
Ketika kita kemalaman pulang, dengan wajah penuh sabar dan sayang, ayah selalu bersedia menjemput dimanapun kita berada..
Ketika kita minta uang jajan, uang ini, uang itu, ayah dengan sangat baik hati memberi tanpa pernah memintanya lagi..

Pernahkah kita ingat?
Ketika kita ingin ke kamar kecil dimalam hari, merasa takut, kemudian dengan tega mengetuk kamar ayah ibu, memaksa mereka bangun untuk menemani kita sebentar..
Ketika kita ingin baju baru, merengek pada ibu dan ayah, minta dibelikan..
Ketika kita ingin segalanya, ayah ibu selalu dengan segala upaya memenuhi..

Pernahkah kita membalas satu saja diantara yang telah ayah ibu lakukan?
Ketika kita semua sudah dewasa, diminta untuk mengantar dan menjemput ayah/ibu, boleh jadi berat sekali rasanya..
Ketika kita semua sudah menikah, diminta untuk menemani ayah/ibu, bisa jadu ada saja alasannya..
Ketika kita semua sudah memiliki segalanya, ketika orang tua datang, kesal sekali rasanya. Jangankan senyum termanis, peluk hangat pun tidak ada…

Pernahkah kita ingat, berapa kali kita mengatakan sayang pada mereka, menghambur memeluk mereka…

Pernahkah kita ingat?

 

Photo From: Link

Moga Bunda Disayang Allah


image

Bunda, Saat kami bayi, engkau orang terakhir tidur setelah dunia lelap, bahkan boleh jadi tidak tidur, agar kami bisa nyenyak. Dan engkau pula yang pertama kami lihat saat terjaga.

Bunda, Saat kami kanak-kanak, engkau orang terakhir yang putus rasa sabarnya, bahkan boleh jadi tidak pernah, walau orang2 lain telah jengkel setengah mati Dan engkau pula yang pertama membesarkan hati.

Bunda, Saat kami gagal, engkau orang terakhir yang berputus asa, bahkan boleh jadi tidak pernah, meski seluruh dunia sudah berhenti berharap Dan engkau pula yang pertama menghibur.

Bunda, Saat kami sakit, engkau orang terakhir yang bertahan menemani, bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah kembali sibuk Dan engkau pula yang pertama berbisik kabar kesembuhan.

Bunda, Saat kami ragu2, engkau orang terakhir yang hilang keyakinan, bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah menyerah Dan engkau pula yang pertama berbisik tentang janji-janji.

Walaupun, Saat kami besar, boleh jadi engkau orang terakhir yang kami hubungi, bahkan boleh jadi tidak pernah, karena alasan sibuk atau apalah

Walaupun, Saat kami bahagia, boleh jadi engkau orang terakhir yang tahu, bahkan boleh jadi benar2 amat terlambat, karena alasan tidak sempat atau apalah

Bunda, Di antara bisik doa-doa-mu, sungguh terselip beribu nama kami Dan boleh jadi itulah yang membawa kami hingga seperti hari ini Engkau orang terakhir yang akan berhenti mendoakan kami, bahkan boleh jadi tidak pernah berhenti, hingga akhir hayat. Dan sungguh, Engkau pula orang pertama yang mengucapkan kata Amin bagi kami.

*Repost Catatan FB Tere-Liye

Dan taukah kalian, mata saya selalu berkaca-kaca, dada saya sesak sekali setelah membaca tulisan ini. Betapa ibu selalu sayang sama saya, selalu ada untuk saya. Apa saya sudah selalu ada untuk ibu? Nurut sama ibu? Ahh, kadang saya jadi anak nakal sekali. Ribet dengan urusan sendiri. Ya Allah, selalu sayangi ibu dan ayahku ya Rabb. :’)

Posted from WordPress for Android