Yang saya percaya, apa-apa yang terjadi di dunia ini bukanlah kebetulan. Hal yang baik atau buruk, semua sudah ada yang merencanakan. Ada kejadian-kejadian yang memang sesuai dengan apa yang kita harapkan, tapi ada juga yang bahkan jauh dari yang kita bayangkan.
Jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, apa kemudian itu artinya Allah SWT nggak suka kita bahagia?
Eits, tentu tidak. Allah SWT adalah Maha Pengasih yang tiada duanya. Jika ada hal-hal yang ternyata tidak sesuai dengan harapan bukan berarti Allah SWT tidak sayang, tapi Allah ingin menggantinya dengan yang lebih baik.
Misal hari ini ada salah satu diantara Narablog yang sedang patah hati. Mencintai Si A ternyata cinta yang diberikan tidak berbalas. Sakit memang. Tapi percaya deh, tidak ada rasa sakit yang tidak diganti dengan kebahagiaan oleh Allah. Andai saat patah hati itu Narablog tau bahwa Allah sedang menyusun suratan paling indah dengan seorang pangeran dimasa depan, pasti tidak perlu ada air mata.
Nah, terus untuk apa ada air mata? Untuk apa harus menderita dulu? Mungkin maksudnya Allah agar Narablog bisa menghargai arti memiliki, tau arti mensyukuri, tau bahwa segala sesuatu itu kembali pada Allah, dan mengerti bahwa hanya Allah lah satu-satunya tempat memohon dan berharap.
Misal lagi ketika hari ini ada salah satu diantara kita yang ternyata kehilangan pekerjaan yang diinginkan. Padahal sudah sreg sekali dengan pekerjaan tersebut, sudah menyusun banyak sekali rencana dari honor pekerjaan itu, ternyata malah tidak jadi. Hehe. Tentu saat itu Allah amat sayang sama kita. Karena Allah ingin mengganti honor pekerjaan tadi dengan besar honor yang lebih baik, dan lagi-lagi karena Allah ingin kita mengerti bahwa hanya Allah lah tempat segala harapan bermuara, berharaplah pada Allah satu.
Karena itu, berprasangka baik lebih menguntungkan dari pada memikirkan hal-hal negatif yang menyesakkan. Bukankah Allah selalu mengabulkan sangkaan hambanya? Maka bersangkalah yang baik pada Allah, dan semoga Allah mengabulkan doa-doa dan harapan terbaik yang kita miliki.
Bersyukur dan terus berprasangka baik adalah kunci tentramnya hati.
Tidak usah gundah gulana. Jika memang milik kita, maka tidak akan tertukar.