Tausiyah Cinta


Bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada seseorang
yang entah siapa dan dimana saat ini…

Untukmu yang jauh disana
Terkadang mata ini iri kepada hati,
Karena kau ada dihatiku,
Namun tidak nampak dimataku

Aku tidak memiliki alasan pasti
Mengapa sampai saat ini ingin menunggumu
Meski kau tak pernah meminta untuk ditunggu dan diharapkan

Hati ini meyakini bahwa kau ada
Meski entah dibelahan bumi mana

Yang aku tau,
Kelak aku akan menyempurnakan hidupku denganmu
Disini, Disisiku

Maka saat hatiku telah mengenal fitrahnya
Aku akan berusaha mencintaimu dengan cara yang dicintai-Nya

Sekalipun kita belum pernah bertemu,
Mungkin saat ini kita tengah melihat langit yang sama
Tersenyum menatap rembulan yang sama

Disanalah
Tatapanmu dan tatapanku bertemu..

Puisi ini saya repost dari sebuah video di youtube, menyentuh sekali…

Selamat menikmati 🙂

Kekinian Subjektif


Memberi untuk dilihat, tapi tidak untuk dipikirkan..
Mengulurkan tangan, bicara pada tentangga, minta maaf pada musuh..
Hidup yang seharusnya bukan ide-ide

Meninggalkan jejak

Bergema dalam gua intim dalam segala hal, seperti kita bergumul dengan kekacauan; untuk kali ini..

Mungkin dia benar, tiap roda ikut dalam harmoni pergerakan, kerikil kecil dapat menghasilkan revolusi hidup yang besar. Sebuah senyum LEBIH BAIK DARI SEBUAH PERATURAN. Dia berbicara mengenai kekinian subjektif.

Antara kami, bukankah dia yang selalu benar pada akhirnya?

 

Repost dari Hendra Eka Syahputra [Photograper Jawa Pos]
dari Blog www.echak.multiply.com

 ***

Sebenarnya tidak semua kata-kata yang ditulis oleh Mas Hendra Eka di atas saya mengerti. Namun saya selalu suka dengan diksinya. Karena itu saya repost dua kali dalam blog saya. Multiply tentu sudah tutup saat ini, namun untungnya saya sudah merepost tulisan dalam blog saya sebelumnya.

Kerikil kecil dapat menghasilkan revolusi hidup yang besar.
Sebuah senyum LEBIH BAIK DARI SEBUAH PERATURAN”

Dari awal membaca tulisan ini. Saya sangat setuju dengan dua kalimat itu. Bahwa hal paling kecil dalam hidup yang pernah kita lakukan atau yang kita alami, bisa saja membuat sebuah perubahan yang begitu berarti dalam hidup. Dan selalu tersenyum menghadapi semua hal adalah penting dibanding membuat peraturan-peraturan yang kadang tidak masuk akal.

Hujan Bulan Juni


Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucap
Diserap akar pohon bunga itu

[Hujan Bulan Juni– Oleh: Sapardi Djoko Damono]