Ingin rasanya sebentar saja berdiam diri, menundukkan kepala, berbicara dari hati, dan ajaibnya Sang Maha Pencipta bisa mendengar tangis yang lirih sekali.
Dimalam-malam sepi, ingin sekali bersujud dengan urai air mata mencari ketenangan hati yang berminggu-minggu hilang. Kemana? Saya juga tidak tau. Ya, Rabbi.. apalah yang paling berharga dibanding dengan hati yang tenang dan lapang?
Kau tau, hal paling mengerikan adalah ketika kamu mengetuk-ngetuk pintu Allah, kemudian Allah menolaknya, maka mau kemana kita? Namun kabar baiknya adalah Allah selalu membuka pintu untuk siapa saja yang ingin mendekatinya.
Kalian tau? Hal tersulit adalah ketika kita diberi cobaan berupa kebahagiaan. Seperti ditiupkan angin surga yang menyejukkan, hati tiba-tiba buncah dengan suka cita. Kemudian hati ini tiba-tiba lalai, dan tanpa sadar jauh dariNya.
Taukah? Ketika hati tiba-tiba rindu pada Ilahi. Rindu bersimpuh lama sekali dihadapanNya, memohon ampun dengan urai airmata, memohon petunjuk dengan sesengguk yang membuat bahu naik turun tidak terkira. Rindu sekali bercengkraman. Rindu sekali meyakini bahwa suatu hari nanti akan ada sebuah keajaiban yang tidak terkira indahnya dari Sang Maha Pencipta.
Ya Rabb…
Hati ini rindu sekali bermunajat kepadaMu..
Berharap padaMu dengan penuh keikhalasan yang tanpa ujung..
Ya Rabb…
Engkau yang paling mengerti hati ini..
Tanpa berucap pun kau sudah tau apa yang hamba tangisi…
*Tulisan ini entah mau dibawa kemana. Saya hanya ingin menulis, akhir-akhir sulit sekali rasanya menyampaikan isi hati. Sesak sekali dada ini.
blognya bagus mbak. 🙂
LikeLike