Ketika Kehilangan Terasa Menyakitkan

Ketika kita kehilangan kesempatan untuk belajar disebuah sekolah ternama, dengan fasilitas nomor satu, dosen penunjang paling jago. Bukan berarti kesempatan belajar itu berhenti sampai disitu, bisa jadi di depan sana ada kesempatan belajar yang lebih cemerlang, yang bisa membuat kita lebih jago dari sekarang.

Ketika kita kehilangan kesempatan untuk bekerja disebuah perusahaan besar, dengan manajemen terbaik, dan gaji tinggi. Buka berarti putus sudah harapan bekerja, menjadi orang tidak berguna. Boleh jadi, di depan sana ada kesempatan bekerja yang lebih baik dari yang kita kejar sekarang.

Pun Ketika kita kehilangan orang yang kita sayangi. Orang yang pernah menghuni seluruh relung hati, yang setiap hari membuat resah, salah tingkah. Bukan berarti selesai sudah dunia tanpa dia, hidup terasa hampa. Kita tidak pernah tau, bahkan di depan sana, ada seseorang yang memang jauh lebih baik untuk kita, selalu menyebut nama kita dalam tiap larik doanya, selalu setia menunggu kita yang entah parkir dimana saja perasaannya. Namun dia tetap menunggu disana, dengan janji-janji nyata.

Kehilangan memang selalu menyakitkan, seperti apapun bentuknya.

Sayangnya kadang kita lupa, bahwa hal terpenting dari kehilangan adalah tetap mensyukuri apa dan siapa yang ada disekitar kita. Bukan sibuk dengan kehilangan itu sendiri.

Boleh jadi, kehilangan hanyalah syarat yang harus dilalui untuk mencapai janji kehidupan yang lebih baik. Karena tidak ada sesuatu yang pergi kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Ikhlaskan saja.