Darwis Tere Liye Arogan? Saya Rasa Tidak!

Gemes rasanya lihat orang yang terus menjelekkan orang lain di media sosial. Mengumpulkan semua kesalahan, terus dibuka habis-habisan di muka umum. Padahal itu cuma menurut dia.

Ada Darwis Tere Liye yang sekarang sedang mendapat bully dari penulis lainnya. Hanya karena Tereliye menuliskan kritik disalah satu statusnya untuk salah satu parpol. Dan sering mem-block anggota fanpage nya yang suka komen OOT (Out Of Topic) atau komen yang menimbulkan kontra.

Kenapa saya sebegitu jengkelnya sama si pembully ini? Saya bukan kawan atau kerabat Teriliye, saya hanya pembaca novelnya. Tapi meski saya bukan penyuka novel Tereliye, saya tetap tidak setuju dengan apa yang dilalukan si pembully itu.

Menuliskan setiap kritik pada statusnya di facebook maupum twitter. Ditambah lagi dia menulis “Surat Cinta Untuk Darwis Tereliye” di Kompasiana. Apa untungnya buat dia?

Darwis Tereliye, sekalipun tidak pernah nyenggol atau menyebut namanya, tapi si pembully ini seakan-akan dendam sekali. Darwis Tere Liye harus dilumat habis-habisan. Menulis ini itu dan akhirnya berkumpullah orang-orang yang bermasalah dengan Tereliye. Dan jadilah orang lain yang awalnya nggak tau apa-apa, kemudian jadi ikut-ikutan benci. Sudah puas dia?

Saya termasuk anggota fanpage Tereliye. Memang Tereliye suka ngeblock anggota page nya yang bandel, tapi taukah kalian bahwa sebelum kita nge-like fanpage Tereliye, didepan sudah diberitaukan bahwa fanpage itu punya aturan. Dan setiap anggota fanpage itu harus patuh, kalau tidak mau ya sudah, Tereliye tidak pernah memaksa siapapun menyukai pagenya.

Ibarat fanpage Tereliye adalah rumah kos yang pasti punya peraturan, kalo anak kosnya ada yang melanggar aturan yang sudah ditulis dari awal maka dia berhak mengusir anak kos itu dari rumahnya. Apa itu arogan? Bukan rasanya. Bayangkan jika Tereliye tidak menghapus atau memblock anggota-anggota yang komen OOt dan kontra, bisa jadi sarang ribut dan gosip pasti pagenya.

Dan anggaplah Tereliye itu memang salah banget. Apa iya harus diingatkan dengan dikuliti di depan khalayak luas melalui media sosial? Itu kah cara mengingatkan sesama muslim? Kenapa tidak kirim email langsung saja, katakan nasehatnya baik-baik. Bukan dipublish begitu saja. Ini mau menasehati atau cari perhatian?

Toh Tereliye cuma memblokir anggota page nya saja. Tidak banyak cakap. Tidak memojokkan, tidak menjelekkan.

Tapi ya sudah. Namanya juga orang tidak suka. Mau dijelaskan seperti apapun akan tetap bebal. Yang benar akan nampak, biarkan rumus waktu yang bekerja.

Ini pendapat saya. Jika ada yang tidak terima, silahkan memalingkan wajah dan tutup blog saya. Buka saja blog yang lain.

17 thoughts on “Darwis Tere Liye Arogan? Saya Rasa Tidak!

  1. πŸ˜€
    saya baca juga tuh tulisan surat cinta itu.
    saya nggak kenal yang bully atau DTL, tetapi karena setiap perbuatan di soacial media dilihat orang banyak, jadi harus siap dinilai baik atau buruk.

    Like

Silahkan Berkomentar