Malam ini, suasana di dalam rumahku biasa saja, tenang dan damai. Mendengar gemiricik air hujan di luar itu sungguh menyenangkan.
Tapi tidak bagi Tohir. Tetangga sebelah rumah yang anaknya baru saja meninggal. Masih kecil, baru kelas 2 SD, tapi Allah sudah memanggil Rizki, itu namanya, kembali.
Mungkin kedengarannya rumah kami sama-sama tenang dan sepi, tapi taukah dear, hati kami yang berbeda. Di sana ada hati yang luka karena ditinggalkan, senyap rasanya, hampa tanpa suara.
Sedari siang Tohir menangis, melihat anaknya dimandikan, melihat anaknya dibungkus kain kafan. Tohir seperti orang gila, keluar masuk rumah, berteriak, tertawa, kemudian menangis lagi.
“Istighfar, pak, istifgfar” kata seorang pelayat.
“Iya saya ikhlas” jawab Tohir dengan tatapan kosong dan masih dalam sesenggukan.
Tapi hati ayah mana yang langsung ikhlas ketika buah hatinya pergi. Tohir kembali berteriak, tertawa, dan menangis. Membuat hati siapapun yang melihatnya ikut menangis. Miris. Ikut merasakan betapa kehilangannya dia.
Malam ini, suasana rumah Tohir memang sepi, tidak ada lagi suara tangis seperti tadi siang. Tapi dear, ketika seseorang berhenti menangis, bukan berarti lukanya hilang atau sedihnya pergi. Justru bagian ini yang menyakitkan, ketika seseorang menangis dalam hati, menahan perih, tanpa airmata yang keluar. Itu lebih berlipat sakitnya.
Mungkin jika kita bisa mengintip hatinya, meraba dindingnya, ada separuh hatinya yang terluka dan hilang, terbawa oleh kasih sayang yang telah pergi.
Apa akan segera pulih kembali? Tidak ada yang tau. Mungkin besok, mungkin lusa, atau mungkin selamanya.
Iya, kehilangan memang selalu menyakitkan. Meski sebelumnya kita tau akan kehilangan, tapi ketika moment kehilangan itu terjadi pasti akan tetap terasa sakit. Bahkan itu berkalilipat sakitnya, karena siapalah yang tidak kepikiran kalau tau sesuatu atau seseorang yang dicintainya akan pergi.
Sedih bacanya….
LikeLike
Karena kehilangan itu menyakitkan 🙂
LikeLike
nggak mau kehilangan,, ntar gila *kaya lagu firman
LikeLike
hehehe, tapi sayangnya setiap orang harus kehilangan pada akhirnya nanti 🙂
LikeLike
iya,,,
kehilangan karena di ambil sang maha Esa,,,
LikeLike