Dear you,
Untuk kamu yang ada di sudut lain kotaku. Andai kau memahami bagaimana perasaan wanita. Andai kau tau isi hati seorang wanita ketika dia memutuskan menambatkan hatinya pada seseorang. Maka aku yakin sekali, kau tidak akan berlaku demikian. Kau tau? Dalam hati kecilnya, wanita tak hanya ingin didekati, dikirimi sms manis, diantar, dipamiti ketika kau pergi, atau apalah perhatian yang membuat hati wanita kebat-kebit tak keruan. Sungguh, bukan itu. Kau tau yang seorang wanita inginkan? Kejelasan.
Andai kau tau bagaimana hati kecilku berkata dan merasa. Akulah wanita yang sedang jatuh cinta. Akulah wanita yang merasa menemukan sebuah rumah untuk hatinya. Akulah wanita yang sibuk salah tingkah setiap kau lewat, yang kebat-kebit hatinya setiap kau berpamitan, yang merekah senyumnya ketika sms mu berbunyi di ponselnya, yang berbunga-bunga jiwanya setiap kau perhatikan. Dan akulah wanita yang setiap hari rajin sekali bertanya pada Sang Pemilik Hati, “Apa rasamu sama?”
Hari ini bukan aku mulai bosan mempertanyakan hatimu? Bukan aku sudah tidak gemetar ketika ada di sampingmu. Tapi aku hanya mencoba bersikap sewajar mungkin ketika bersamamu. Belajar mengendalikan perasaan saat hati merindu, dan membiasakan diri tanpamu. Mempersiapkan diri jika suatu hari aku mendapati kau tak memiliki degub yang sama sepertiku.
Jika mulai hari ini aku tak memperhatikanmu, sering kali tidak menatapmu, lebih banyak menunduk jika kau berdiri di depanku, menjawab seperlunya pertanyaanmu. Sungguh bukan berarti aku membencimu dan tidak lagi jatuh hati padamu. Tapi aku hanya sedang membentengi hatiku agar tak lagi muncul harap akan perasaanku. Karena aku tak ingin lagi mempertanyakan perasaan itu. Perasaanmu, degubmu. Semua bukan kuasaku. Dan aku tak berhak memaksakan itu.
Urusan ini rumit, maka kuserahkan urusan hati ini pada Yang Maha Tau. Kuputuskan, biar Dia sendiri yang menuntun kemana hati ini akhirnya berlabuh. Biar kisahku ini ditulis sendiri oleh-Nya. Tak akan kulawan, tak akan kutahan. Karena aku hanya ingin kejelasan. Bukan diombang-ambingkan. Bukankah tak ada jodoh yang keliru? Dan aku percaya Allah Maha Tau.
Jadi biar rasaku menjadi rasaku, hingga saatnya tiba kubagi denganmu, itu pun jika kau memang dituliskan menjadi separuh jiwaku. Jika tidak, cukup aku dan Allah yang tau tentang cinta serta rindu yang membeku biru. Aku percaya akan dipertemukan dengan pangeranku, seseorang yang memang untukku.
Dan apa aku menyesal telah jatuh cinta padamu? Tentu tidak. Aku bahagia bisa jatuh cinta padamu.
Demikian.