Hijab itu Nggak Perlu Class, Community, dan Style

Hijab. Belakangan kata Hijab pasti amat populer di telinga kita, terutama telinga para wanita. Hari ini saya ingin menulis tentang Hijab Belakangan ini.

Hari ini saya mencoba googling mencari arti kata dari Hijab itu sendiri, dan menurut Wikipedia Hijab adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata “hijab” lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim (jilbab). Namun dalam keilmuan islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Jujur saya ikut merasa senang ketika banyak perempuan yang memutuskan untuk berhijab. Positifnya,ya at least mereka mau menutup aurat yang memang harusnya tidak dibuka. Selain itu, coba lihat betapa indahnya paduan warna yang dikenakan, betapa anggunnya mereka dalam balutan busana yang longgar serta tertutup, dan betapa cantiknya mereka. Siapa pun yang melihatnya, termasuk saya, sungguh akan bergumam “Subhanallah, cantiknya.”

Saya sendiri, suka sekali mematut-matut diri di depan cermin jika sedang uji coba tutorial hijab yang baru saya temukan di youtube. Tapi kemudian, saya merasa ditampar ketika saya membaca sebuah brosur, bertuliskan, “Your Hijab is Not Your Hairstyle Replacement!!”

Iya, setuju. Sebelumnya saya minta maaf ya untuk yang tidak berkenan dengan tulisan ini.

Setelah dipikir lagi. Iya, benar adanya. Our hijab is not our Hairstyle Replacement. Mengenakan jilbab masa kini memang hal yang menarik sekali. Lihatlah bentuk-bentuk jilbab sekarang, menggemaskan, unyu-unyu. Tapi entah, mungkin hanya pikiran saya saja, tapi apakah kemudian niat ber-hijab itu memang benar karena Allah? Memang benar ingin menutupi aurat yang harusnya ditutupi. Beberapa kali saya menemui style hijab masa kini, justru kain jilbabnya tidak sampai ke dada. Tidak terulur panjang. Bahkan adanya style berjilbabnya (menurut saya) berlebihan. Berlebihan dari segi mana? Ya banyak, dari hiasan jilbabnya, bajunya, dan masih banyak lagi. Bukankah sekarang bermunculan Hijab Community? Kok baru sekarang? Emang dulu-dulu nggak tau kalau berjilbab itu hukumnya wajib bagi wanita muslim. Kemudian ada Hijab Class. Apa yang di-kelaskan? Berjilbab pada intinya adalah menutup aurat, masa iya harus diajari?

Saya jadi takut, jangan-jangan ketika saya mengikuti Hijab Style, nanti niat saya mengenakan jilbab yang awalnya memang karena Allah, untuk menutupi aurat, bisa-bisa berubah menjadi ingin “terlihat wah”, ingin mengikuti mode. Saya takut, jangan-jangan nanti saya jadi merasa lebih “gaya” dari pada yang lain. Saya takut, nanti akan timbul dalam hati keinginan untuk pamer model jilbab paling baru, kerudung paling baru, atau apalah itu. Astaghfirullah.

Bukankah islam mengajarkan kesederhanaan, baik dalam berpakaian maupun berperilaku. Bukankah sudah tertulis dalam (Surat Al-Ahzab: 59 )Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orangmukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

dan (Surat An-Nur: 31) “…Dan hendaklah mereka menuntupkan kain kudung kedadanya…

Saya akui, bagus memang. Tapi kalau akhirnya tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan?

Saya bukan seorang fanatik. Bukan pemakai cadar, atau pengikut aliran keras. Saya hanya muslimah yang sedang belajar juga. Jadi, yuk, kalo memang ingin ber-Hijab, ber-Hijab dengan benar karena Allah, bukan karena ingin tampil “Wah” saja. Bukan karena fashion saja, tapi karena Allah.

Sejak membaca brosur itu, saya tidak lagi mencari-cari tutorial hijab style lagi. Saya tetap memodifikasi jilbab sesekali, tapi dengan catatan, bagian depan dan belakang, keduanya terjulur panjang.

Jadi nggak perlu yang namanya Hijab Communty, semua muslim kan memang bersaudara dan memang satu komunitas. Nggak perlu juga Hijab Class, toh sudah ada tuntunannya di Al-Qur’an. Yang perlu adalah kelas membahas bagaimana menjadi muslim dan muslimah yang baik dan benar. hehehe. Karena saya juga perlu kalau yang itu.

Ingat deh, semuanya yang dilakukan karena Allah itu membahagiakan. Yuk, ber-Hijab karena Allah!!! ^__^

One thought on “Hijab itu Nggak Perlu Class, Community, dan Style

Silahkan Berkomentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s