Hujan selalu berhasil menguarkan aroma rindu
Sempurna mengulang semua kenangan, tentangmu dan aku
Bulir-bulir air dari langit itu menyulap suasana dalam sekejab
Menelikung hati, merobek cerita lalu, tertinggal, dan kini kembali
Segala rasa tentangmu yang terendap di sudut hati menyeruakkan rasa
Memanggil cinta lama, yang harusnya sudah terlupa
Tahukah kau apa yang selalu kuinginkan saat seperti ini?
Ya, kehadiranmu di sisiku
Duduk disampingku, bersamaku, menghabiskan waktu
Merasakan dingin hujan, menciumi baunya yang khas akan rindu
Sayangnya hujan tak pernah benar-benar membawamu ke sisiku
Hanya bayangmu dalam pikirku
Apa hanya aku yang merinduimu?
Entahlah,
Mungkin saja rindu ini tak berbeda dengan cintaku padamu
Yang tak pernah berbalas
Namun juga tak berakhir
Seperti hujan,
Yang tak pernah berhenti menggenang rindu
Padamu…
*Puisi kolaborasi dengan Nadian Maulana. Ahh, sudah lama tidak menulis puisi bersama sahabatku yang satu ini. Selamat membaca…
makasiih mbak-mbak cantik udah membantu menggambarkan potongan-potongan puzzle buah pikiran dan perasaan yang bergejolak karena hujan tetapi tertahan oleh realita yang bertolak belakang dengan ekspektasi masa lalu. #eaaaa 😀
LikeLike
hujan dan rindu itu satu 🙂
LikeLike