Cinta itu Ajaib

Kau tau tidak bagian mana yang paling indah ketika kita jatuh cinta? Ya bagian ketika kita mulai merasa jatuh cinta itu sendiri. Kalian tau? Rasa ini sungguh ajaib. Bisa mengubah segala sesuatunya hanya dengan sekedipan mata. Jarak yang berkilometer terasa hanya lima langkah saja. Kita berdiri di sudut ruangan paling dalam, dia berada jauh di ujung pintu Ballroom, rasanya seperti dia ada sangat dekat sekali. Membuat jantung kita yang awalnya berdegub normal, teratur, seirama, kemudian berubah menjadi degub kencang tak teratur, semakin lama semakin kencang, suara detaknya rasanya sampai terdengar keluar.

Musim kemarau panas akan cepat sekali berubah menjadi musim dingin. Suhu panas yang kuat sekali mengungkung ruangan seketika lenyap, ajaib sekali. Tangan menjadi dingin, leher menjadi dingin, badan menjadi dingin, tapi aneh, kening ini basah, punggung kuyub. Duhai, apalah ini.

Kemudian, ketika dia mendekat dan menanyakan satu pertanyaan, maka kita akan menjadi anak kecil yang baru saja belajar bicara. Susah sekali mengeluarkan kata, kelu seketika. Kacaulah semua. Belum lagi jika dia tersenyum, mengucapkan terimakasih atas jawaban yang mungkin tidak dia mengerti, dan kita meleleh dibuatnya, tiba-tiba tubuh membeku, senyum jadi kaku, dan tidak sadar melambaikan tangan, da-da. Padahal yang di-da-da-i boleh jadi hanya menyisakan punggung, tak lagi melirik, apalagi melihat.

Rasa ini memang ajaib, siapa saja yang dihinggapinya akan menjadi ajaib seketika, tanpa jeda, tanpa waktu lama. Semuanya menjadi indah, dia hanya sekedar lewat di depan kita saja, hati ini sudah rusuh tidak keruan. Mau menyapa tapi malu, wajah sibuk menunduk mirip sekali seperti anak SD yang sedang distrap, mengerjakan tugas dari atasan jadi tidak konsen, blink blank sudah pekerjaan yang sedari tadi digarap, harus mengulang dari awal. Ah, andai si dia tidak lewat tadi.

Hari hari berlalu begitu menyenangkan jika ada dia di sekitar kita. Namun jika dia sehari saja tidak masuk kantor, atau pergi kemanalah sebentar, akan ada kalimat puitis tercipta, “Waktu merangkak tanpamu.” Duhai, bahkan kita bisa berubah menjadi pujangga paling romantis, Ajaib sekali.

Pernah merasakan hal itu? Saya pernah, dan sedang merasakannya sekarang.

Oh Dear,  sungguh Allah telah menciptakan satu rasa yang begitu hebatnya. Awalnya dia kecil, kemudian tumbuh, besar makin besar, bertambah besar, terus begitu. Apakah rasa itu pasti berbalas? Belum tentu dear. Bisa jadi, ketika jantung kita berdegub kencang, tangan kita dingin membeku, hati kita rusuh sekali, sibuk menunduk, malu-malu, sibuk salah tingkah, ternyata seorang yang membuat kita se-ajaib itu malah biasa saja. Santai saja.

Maka, ketika kita sedang jatuh cinta, sedang merasakan jantung yang berdegub kencang, tangan membeku dingin, dan bingung malu-malu sendiri, jangan lupa untuk selalu mengingat Sang Maha Membolak-balikkan hati. Coba kendalikan diri. Karena meski kita tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa, tapi kita masih bisa memilih bagaimana bersikap pada rasa yang ajaib itu agar tidak ikut-ikutan ajaib. Kita tentu bisa memilih untuk mengendalikan kemana rasa itu harusnya tumbuh. Kita masih bisa memilih ingin memelihara rasa ini atau membiarkannya diterpa angin.

Jatuh cinta itu memang sungguh indah, tidak ada yang menyakitkan. Karena hal yang menyakitkan itu adalah ketika kita patah hati.

Nikmati rasa cinta yang pelan-pelan menyusup dalam hati, tapi ingat mengendalikan rasa jauh lebih nikmat. Karena kita akan tetap jatuh cinta dengan koridornya.

Demikian.

 

Sumber Gambar: http://cerita18hujan.blogspot.com/2012/04/jatuh-cinta.html

Silahkan Berkomentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s